Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan (PTKIS) Kopertais Wilayah VII se- Sumbagsel resmi dikukuhkan oleh Ketua Forum PTKIS Prof. Dr. Nyayu Khodijah, M.Si., di Griya Agung Gubernu Sumsel, Minggu (7/2/2021). Acara ini juga dirangkai dengan Pelantikan Pengurus Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Gubernur Sumsel, H. Herman Deru, Dalam arahannya, berharap organisasi tersebut harus menjadi garda terdepan dalam memvasilitasi peserta didik di Wilayah Sumsel untuk mendapatkan pendidikan formal yang berkualitas bernafaskan keagamaan kearah yang lebih maju, serta berdayasaing tanpa meninggalkan kearifan budaya.
“Harapan kita, tenaga guru dan dosen yang tergabung disini, tidak hanya menjadi guru pengajar formal dalam kelas. Namun, juga menjadi guru yang dapat ditiru, dipercaya dan dikuti oleh muridnya. Dengan adanya pengurusan ini akan lebih mudah mendiskusikan segala sesuatu khususnya materi kurikulum,” kata Deru.
Tak lupa juga menaruh fokus dalam pendidikan akhlak, sambung Kepala Pemerintahan Sumsel tersebut. Ia menganggap akhlakul karimah merupakan pendidikan yang fundamental dan sangat penting. Sebab disanalah episentrum men rea seseorang berada.
“Untuk tidak mengkotak-kotakan diri, kita ini heterogen dalam suku bahasa dan agama. Ke uhkwahan dari dalam yang saya maksud ini, supaya tidak memaksakan kehendak ego pribadi maupun kelompok dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kemaslahatan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIS), melalui Koordinator Kopertais Wilayah VII Sumbagsel, Prof Dr Nyayu khodijah SAg M.Si mengatakan, setelah dikukuhkan gubernur semakin memantapkan keberadaan Kopertais, untuk mewadahi sinergisitas 30 PTKIS di Sumsel dalam menyongsong masa depan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khususnya dalam situasi pembelajaran selama masa sulit dampak Pandemi COVID-19 sekarang ini.
“Dapat saling mendukung satu sama lain, supaya semakin maju dan berkembang. Tidak ada superman yang ada ialah super team dibawah Kopertais VII Sumbagsel ini,” tegas Nyayu.
Lebih lanjut Nyayu mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan untuk mengkombinasikan program kampus merdeka dengan merdeka belajar dengan metoda Blended learning.
“Kita perguruan tinggi dib awah Dirjen Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI. Masih menerapkan pembelajaran secara daring. Namun, kita sekarang kami lagi mengkonsep metode pembelajaran dengan pola Blended Learning. Supaya nanti mereka dapat belajar dikampus secara langsung, khususnya untuk mahasiswa baru,” pungkas Rektor UIN Raden Fatah.
Ketua STIT Makrifatul Ilmi, Drs. KH. Abdullah Munir, M.Pd, Jabat koordinator Bagian Pendidikan Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.
“Bismillah, ini adalah amanah yang harus kami jaga, banyak hal yang harus segera dikerjakan, khususnya dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi, kita harus segera menemukan metode yang tepat, agar dalam pembejalaran dapat berjalan sesuai dengan tujuannya,” Ujar Abdullah Munir, usai mengikuti acara pengukuhan.
Kondisi pandemi ini justru menjadi momentum dunia pendidikan untuk bangkit dan memiliki daya tahan lebih baik terhadap proses pendidikan, Lanjut Munir, tentu kita harus betul-betul memahami bahkan membedakan learning journey antara kondisi normal dengan kondisi ditengah wabah seperti saat ini.
“Tidak semua pembelajaran dapat dilakukan secara daring, maka Blended Learning dalam pembelajaran menjadi pilihan dengan tetap mematuhi regulasi pembalajaran di tengah pendemi,” papar ketua STIT Makrifatul Ilmi.
Sementara itu di kampus STIT Makrifatul Ilmi, saat ini telah dibentuk tim khusus untuk mengelola proses pembelajaran daring.
“Tim yang kita bentuk bertugas, menentukan pola pembelajaran serta menentukan berbagai aplikasi daring yang dikolaborasikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Tim ini juga bertugas melakukan workshop kepada seluruh dosen dan mahasiswa kaitannya dengan penggunaan aplikasi pembelajaran daring,” terang Abdullah Munir.
Turut hadir dalam acara pengukuhan Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan (PTKIS) Kopertais Wilayah VII se- Sumbagsel ini diantaranya, Gubernur Sumsel, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim (Ketua Pegunu Pusat), Dr. Eng. Fadly usman, M.T. (warek I Institut Agama Islam Kh. Abdul Chalim Mojokerto Jatim.
“Usai dikukuhkan ini, tentu kami berharap kepda seluruh pihak dapat saling bahu-membahu dan mencurahkan pemikirannya terhadap keberlangsungan pendidikan kita yang lebih maju,” tutup Ketua STIT Makrifatul Ilmi, Abdullah Munir. *)