Mahasiswa memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Maka pengembangan kompetensi harus menyasar pada kreatifitas yang inovatif yang tidak terbatas pada bidang akademik semata.
Pada dasarnya setiap individu mahasiswa memiliki potensi yang sama untuk maju dalam menghadapi tantangan perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) di era kini, kemajuan teknologi, saat ini sumber ilmu pengetahuan sangat terbuka bebas. Semua dapat mengaksesnya dengan begitu leluasa.
Selain gelar akademik, ada empat hal yang harus dimiliki mahasiswa untuk bertarung di era revolusi industri 4.0 yakni, kompetensi berinteraksi dengan berbagai budaya, keterampilan sosial, literasi baru (data, teknologi manusia) dan pembelajaran sepanjang hayat ( lifelong learning).
Jika melihat kecenderungan (trend) pendidikan di masa depan, maka telah terjadi pergeseran dari sistem pendidikan untuk invensi menuju pendidikan yang lebih mengacu pada kebutuhan masyarakat, maka pendidikan vokasi merupakan salah satu jawaban yang sangat sesuai dalam penyiapan lulusan yang mampu bekerja dan siap berprofesi.
Untuk itu STIT Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan, berkomitmen mengawal pelaksanaan pengembangan SDM khususnya bagi mahasiswa, selain ilmu Pendidikan Agama Islam, juga akan membekali mahasiswa melalui pendidikan skill berbasis kompetensi pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dengan pola pelatihan dan sertifikasi bidang TIK berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
SKKNI merupakan rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan. SKKNI dikembangkan melalui konsultasi dengan industri terkait, untuk memastikan kesesuaian kebutuhan di tempat kerja. SKKNI digunakan terutama untuk merancang dan mengimplementasikan pelatihan kerja, melakukan asesmen (penilaian) keluaran pelatihan, serta asesmen tingkat keterampilan dan keahlian terkini yang dimiliki oleh seseorang (wikipedia).
Dikutip dari pernyataan ketua STIT Makrifatul Ilmi, KH. Abdullah Munir, bahwa program pelatihan TIK direncanakan akan dilaksanakan mulai Januari 2020. “Program pelatihan ini dilaksanakan diluar jam kuliah, sehingga mahasiswa bisa fokus untuk mengikuti kegiatan. diakhir pelatihan, nantinya akan dilaksanakan Uji Kompetensi (UK). Kami berharap lulusan STIT Makrifatul Ilmi betul-betul siap dalam dunia kerja,” terangnya.
Lebih lanjut beliau mengatakan, dalam pengembangan ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI), saat ini sedang disiapkan laboratorium. menurutnya, laboratorium ini akan menjadi pusat ketrampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan mahasiswa, dosen ataupun peneliti lainya. “Pembangunan gedung laboratorium PAI ditargetkan awal tahun 2020 akan selesai,” ujarnya.
Disamping itu, program kemandirian wirausaha juga akan menjadi salah satu fokus bagi STIT Makrifatul Ilmi. Yakni, melalui budidaya lele berbasis teknologi bioflok.
Dijelaskannya, dengan teknologi Bioflog, pH air menjadi relatif stabil. Kestabilan pH ini juga menurunkan kandungan amonia pada air. Selanjutnya tidak memerlukan pergantian air, karena pergantian air akan mengakibatkan biosecurity mati. Sementara itu, limbah yang ada pada kolam budidaya akan didaur ulang menjadi pakan berprotein tinggi, sehingga biaya pembelian pakan dapat diminimalisir. Selebihnya air limbah dari kolah Bioflog akan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman.
“Berbagai program yang akan kita kembangkan di STIT Makrifatul Ilmi, merupakan bagaian dari upaya perguruan tinggi untuk mewujudkan lulusan-lulusan yang berkompeten sesesui kebutuhan masa mendatang,” Demikian Abdullah Munir.
Artikel ini telah tayang di laman lintasbengkulu.com